Oleh : Nurul Aiyah
Agen Perubahan, begitulah acap kali mahasiswa diberi predikat. Sebagai agen perubahan, sudah sepatutnya mahasiswa menciptakan ide-ide baru demi Indonesia yang lebih baik. Anies Baswedan dalam pidatonya pernah memaparkan bahwa esensi dari dari pemuda adalah ide, anak muda disebut muda karena dia mampu membawa ide-ide segar, keberanian baru, tekad baru, dan keputusan-keputusan baru. Jika keberanian, tekad, ide, dan keputusan merupakan barang lama, maka anak muda bukanlah predikat yang tepat untuk disandang mahasiswa karena mereka hanya pantas disebut orang tua.
Bila meminjam analogi dalam Fisika, perubahan bukanlah besaran scalar melainkan besaran vector dimana perubahan dapat dianggap sesuatu yang besar atau penting ketika perubahan tersebut dapat mempengaruhi masyarakat banyak dan memiliki arah yang jelas. Sebagai contoh, Theodor Herzl seorang jurnalis yahudi berhasil memberi pengaruh yang sangat besar bagi para yahudi saat dia menulis sebuah pamflet berjudul Deer Judenstaat (The Jewish State, 1896) yang ia tulis sebagai cara advokasinya untuk mendirikan negara yang sekarang dikenal sebagai Israel. Theodor Herzl merupakan salah satu figur yang berhasil membuat perubahan besar, dimana perubahan tersebut tidak hanya mempengaruhi banyak orang namuan juga memiliki tujuan dan arah yang jelas.
Perubahan yang memiliki tujuan dan dapat mempengaruhi banyak orang tentu bukanlah hal mudah karena hal tersebut memerlukan proses visualisasi dan implementasi di lapangan, namun hal tersebut dapat diproyeksikan melalui dua kata kerja, yaitu mengabdi dan berkarya.
Sebuah ide sejatinya masih bersifat tak nyata (intangible) karena tidak dapat dapat dirasakan oleh panca indera si komunikan. Untuk membuat ide menjadi nyata (tangible), penggagas ide sudah sepatutnya menumpahkan ide-idenya dalam sebuah karya. Sebuah gagasan yang dituangkan dalam karya seperti tulisan, sudah sepatutnya akan menjadi berbekas dan abadi seperti yang dikatakan oleh sebuah idiom latin yang berbunyi, Verba Volent Scripta Manent (lisan akan lenyap, sedang tulisan akan abadi), idiom tersebut bukanlah sekedar retorika karena sebuah karya yang besar sudah sepatutnya menjadi abadi di bumi, seperti karya-karya Leonardo da Vinci, Shakespeare, Rabindranath tagore dan lain-lain.
Merunut pada definisinya mengabdi erat kaitannya dengan integritas, kesetiaan dan loyalitas. Pengabdian merepresentasikan arah perubahan, ketika seorang mahasiswa mengabdi untuk bangsa, maka pergerakan dan perjuangannya berkiblat pada sebuah arah yaitu kemajuan bangsa.
Jika karya berbicara tentang ide yang kemudian menentukan besar atau kecilnya sebuah perubahan tergantung pada respon masyarakat, maka pengabdian merepresentasikan arah kemana akan berjalannya sebuah perubahan. Dengan adanya pengabdian dan karya, perubahan menjadi kian berarti bagi arah kebaikan dan kemajuan bangsa.
© Nurulaaisyah, 2012
0 komentar:
Posting Komentar